PASAL INI ADALAH diterbitkan ulang dari Percakapan di bawah a Lisensi Creative Commons.
Awan terbentuk ketika uap air—gas yang tidak terlihat di atmosfer—menempel pada partikel kecil yang mengambang, seperti debu, dan berubah menjadi tetesan air cair atau kristal es. Dalam penelitian yang baru diterbitkan, kami menunjukkan bahwa partikel mikroplastik dapat memiliki efek yang sama, menghasilkan kristal es pada suhu 5 hingga 10 derajat Celcius (9 hingga 18 derajat Fahrenheit) lebih hangat dibandingkan tetesan tanpa mikroplastik.
Hal ini menunjukkan bahwa mikroplastik di udara dapat mempengaruhi cuaca dan iklim dengan menghasilkan awan dalam kondisi yang tidak akan terbentuk jika tidak.
Kami adalah ahli kimia atmosfer yang mempelajari bagaimana berbagai jenis partikel membentuk es ketika mereka bersentuhan dengan air cair. Proses yang terjadi terus-menerus di atmosfer ini disebut nukleasi.
Awan di atmosfer dapat terdiri dari tetesan air cair, partikel es, atau campuran keduanya. Di awan di atmosfer tengah hingga atas yang suhunya antara 32 dan –36 derajat Fahrenheit (0 hingga –38 derajat Celcius), kristal es biasanya terbentuk di sekitar partikel debu mineral dari tanah kering atau partikel biologis, seperti serbuk sari atau bakteri.
Mikroplastik lebarnya kurang dari 5 milimeter—kira-kira seukuran penghapus pensil. Beberapa bersifat mikroskopis. Para ilmuwan telah menemukannya di laut dalam Antartika, puncak Gunung Everest, dan salju segar Antartika. Karena pecahan-pecahan ini sangat kecil, mereka dapat dengan mudah berpindah di udara.
Mengapa Itu Penting
Es di awan mempunyai pengaruh penting terhadap cuaca dan iklim karena sebagian besar curah hujan biasanya dimulai sebagai partikel es.
Banyak puncak awan di zona nontropis di seluruh dunia yang memanjang cukup tinggi hingga ke atmosfer sehingga udara dingin menyebabkan sebagian kelembapannya membeku. Kemudian, ketika es terbentuk, ia menarik uap air dari tetesan cairan di sekitarnya, dan kristal-kristal tersebut menjadi cukup berat untuk jatuh. Jika es tidak terbentuk, awan cenderung menguap daripada menyebabkan hujan atau salju.
Meskipun anak-anak di sekolah dasar belajar bahwa air membeku pada suhu 32 derajat Fahrenheit (0 derajat Celcius), hal itu tidak selalu benar. Tanpa sesuatu yang dapat dijadikan inti, seperti partikel debu, air dapat didinginkan hingga suhu serendah –36 derajat Fahrenheit (–38 derajat Celcius) sebelum membeku.